Makalah Etika dan Fungsi - fungsi organisai perusahaan
M
A K A L A H
ETIKA
DAN FUNGSI – FUNGSI ORGANISASI PERUSAHAAN
DOSEN
MATA KULIAH :
IGA AJU NITYA DHARMANI, S.ST., S.E., M.M
DISUSUN
OLEH :
VIRA
MUTIARANI
01217045
UNIVERSITAS
NAROTAMA
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN
MANAJEMEN SDM
Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis semakin mengglobal tentunya harus
diimbangi dengan aturan-aturan yang saling menguntungkan bisnis tersebut,
sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan dan pada gilirannya mendatangkan
manfaat bersama.
Etika bisnis adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan oleh
manajemen perusahaan, ketaatan pada etika dan hukum merupakan dasar yang kokoh,
karena hal ini akan menentukan tindakan apa dan bagaimana yang akan dilakukan
dalam bisnisnya? Beretika dan bermoral bukan hanya tanggungjawab pelaku bisnis
saja, namun hal-hal yang terkait harus berupaya mendukung, sehingga diharapkan
akan terwujud situasi dan kondisi bisnis yang sehat, bermartabat pada akhirnya
bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
Etika merupakan suatu rambu rambu yang dapat membimbing dan
mengingatkan kepada suatu tindakan yang terpuji (goodconduct) yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan oleh pelaku bisnis, masyarakat dan pemerintah yang
mempunyai kaitan secara nasional atau bahkan internasional. Artinya bila ada
pihak terkait tidak mengetahui atau menyetujui adanya etika moral, maka apa
yang disepakati oleh kalangan bisnis tidak akan pernah terwujud.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta landasan teori yang diuraikan
diatas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah “Bagaimana pengaruh etika
bisnis dalam fungsi perusahaan?”
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan Pembuatan Penulisan
1. Merupakan penyelesaian tugas mata kuliah
softskill etika bisnis.
2. Sebagai salah satu bahan ajar mata kuliah
softskill etika bisnis semester genap.
Kegunaan Pembuatan Penulisan
1. Untuk menambah wawasan tentang etika bisnis
dalam fungsi perusahaan.
2. Menambah pengetahuan tentang penerapan etika
bisnis yang baik dan benar dalam sebuah perusahaan atau organisasi.
3. Mengetahui fungsi-fungsi dari etika bisnis dalam
sebuah organisasi atau perusahaan.
4. Diharapkan dapat menerapkan etika yang baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Metodologi Penelitian
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penulisan ini, kami
menggunakan metode searching di internet, yaitu dengan membaca
referensi-referensi yang relevan, selain itu kami juga memperoleh data dari
pengetahuan yang kami ketahui dan juga mencari data melalui berbagai buku ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan materi penulisan ini.
LANDASAN TEORI
Etika Bisnis
Menurut Velasques (2002)
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan
salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
§ Menurut Brown dan Petrello (1976)
Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis
pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
sambil memperoleh.
§ Menurut Hill dan Jones (1998)
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar
guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika
mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan
masalah moral yang kompleks.
Fungsi Perusahaan
Ada 2 fungsi perusahaan yang bila keduanya berjalan dengan baik,
perusahaan akan menjalankan operasinya dengan lancar, terkoordinasi, dan
terintegrasi dalam rangka mencapai tujuan.
§ Fungsi operasi
Pembelian dan produksi, pemasaran, keuangan, personalia, fungsi
operasi utama perusahaan, akuntansi, administrasi, teknologi informasi,
transformasi dan komunikasi, pelayanan umum dan uu, fungsi operasi penunjang.
§ Fungsi manajemen
Perencanaan,
pengorganisasian, pengarah, pengendalian.
BAB III
ANALISIS
Etika Bisnis
Etika Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh
karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam
artikelnya di Advance Management Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis,
yaitu:
§ Utilitarian Approach: Setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
§ Individual Rights Approach: Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar
yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak
orang lain.
§ Justice Approach: Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran
yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan
memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan
yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal
serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Faktor yang Menentukan Tindakan Beretika dan Tidak Beretika
Bagaimana seseorang beretika atau tidak beretika saat berhadapan
dengan sebuah dilema etika dipengaruhi oleh beberapa hal seperti :
1. Tingkatan perkembangan moral
Riset membenarkan adanya tiga level perkembangan moral yaitu :
§ Level Prakonvensional, yaitu pilihan seseorang antara benar dan salah didasarkan pada
konsekuensi personal dari sumber luar, seperti hukuman fisik, hadiah, atau
pertukaran kebutuhan. Contohnya : Mengikuti peraturan hanya untuk menghindari
hukuman fisik, dan Mengikuti peraturan hanya bila sesuai dengan kepentingan
pribadi
§ Level Konvensional, yaitu keputusan etika bergantung pada penjagaan standar yang
diharapkan dan memenuhi ekspektasi dari orang lain. Contohnya : Hidup sesuai
dengan exspektasi orang-orang disekitar anda, Menjaga tatanan konvensional
dengan memenuhi kewajiban yang telah disetujui.
§ Level Prinsipal, yaitu individu mendefinisikan nilai moral terpisah dari otoritas
kelompok tempat mereka bergabung atau masyarakat umum. Contohnya: Menghargai
hak orang lain dan menjunjung nilai dan hak absolut tanpa memperdulikan opini
mayoritas, Mematuhi prinsip etika yang dipilih sendiri walaupun melanggar
hukum.
2. Karakteristik individu
Ada dua kepribadian yang mempengaruhi tindakan seseorang menurut
keyakinannya tentang apa yang benar dan apa yang salah, yaitu:
§ Kekuatan Ego, orang yang memiliki kekuatan ego
yang tinggi maka akan sering menolak rangsangan untuk bertindak secara tidak
etis dan tidak mengikuti keyakinan mereka. Maka, orang dengan kekuatan ego yang
tinggi sering melakukan apa yang mereka anggap benar dan lebih konsisten dalam
penilaian dan tindakan moral mereka dibandingkan orang dengan kekuatan ego yang
rendah.
§ Kemampuan Mengendalikan, tingkat sampai dimana
orang tersebut yakin mereka dapat mengendalikan nasibnya sendiri. Mereka lebih
suka bertanggungjawab terhadap konsekuensi dan bergantung pada standar internal
mereka sendiri tentang baik atau buruk untuk memandu perilaku mereka.
3. Desain struktur organisasi
Desain struktural dapat mempengaruhi perilaku etis karyawan. Struktur
tersebut dapat meminimalkan ambiguitas dan ketidakpastian dengan aturan dan
regulasi formal dan terus mengingatkan karyawan tentang etika yang lebih
mendorong pada berperilaku etis. Sistem penilaian kinerja organisasi juga dapat
mempengaruhi prilaku etis. Beberapa sistem hanya memfokuskan diri pada hasil,
sementara sistem lain mengevaluasi sarana dan hasil. Ketika karyawan hanya
dievaluasi berdasarkan hasil, mereka mungkin ditekan untuk melakukan apa yang
diperlukan agar tampak baik pada hasil dan tidak memperhatikan bagaimana hasil
tersebut bisa diperoleh.
4. Budaya organisasi
Bahwa budaya organisasi mempengaruhi perilaku etis. Budaya yang
kuat akan lebih banyak mempengaruhi para manajer daripada kebudayaan yang lemah
. Apabila budaya itu kuat dan menopang standar etika yang tinggi, budaya itu
tentunya akan mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan positif tehadap perilaku
etis seorang manajer.
5. Intensitas dari masalah etika
Merupakan keadaan dimana ukuran dari permasalahan etika itu
bermacam-macam. Jadi disini, seseorang akan menentukan etika apa yang
seharusnya ia lakukan berdasarkan dengan intensitas dari masalah etika yang
dihadapinya.
Orang yang buruk moralnya bisa melakukan lebih sedikit pelanggaran
bila mereka dibatasi oleh peraturan, hukum, deskripsi pekerjaan, atau norma
struktural yang kuat yang tidak mengizinkan tindakan tersebut. Sebaliknya,
individu yang baik moralnya juga dapat rusak oleh struktur dan budaya organisasi
yang memperbolehkan atau mendorong praktek tidak beretika.
Tujuan dan Fungsi Etika
§ Tujuan Etika dalam Perusahaan
Etika bertujuan untuk menilai suatu perbuatan antara yang baik
dengan yang salah, etika juga bertujuan untuk membatasi seseorang untuk tidak
bertindak semena-mena yang dapat merugikan dirinya serta pihak-pihak lain
terkait dalam hubungannya dengan organisasi perusahaan.
§ Fungsi Etika dalam Perusahaan
Etika merupakan hal yang mungkin saja sangat mudah bagi kita untuk
melakukannya. Namun tak sedikit orang yang mengabaikan atau bahkan mungkin
tidak tahu akan pentingnya etika bagi kehidupan sehari-hari dalam kaitannya
dengan lingkungan perusahaan dimana tempat ia bekerja. Berikut ini merupakan
fungsi-fungsi dari etika, yaitu :
1. Kebiasaan Beretika
Fungsi etika yang pertama adalah kebiasaan beretika, maksudnya
adalah dengan adanya etika diharapkan seseorang dapat membiasakan dirinya untuk
terus beretika dengan baik dan benar hingga menjadikan kebiasaan bagi dirinya
dalam melakukan suatu pekerjaan. Contoh dari penerapan kebiasaan beretika ini
sangat sederhana, misalkan seorang karyawan selalu datang ke kantor tepat waktu
2. Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Dalam
Produksi Pasar
Fungsi ini berkaitan dengan fungsi yang pertama, terbukti etika
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam produksi pasar karena
apabila seseorang menerapkan etika yang baik dalam bekerja, maka sudah dapat
dipastikan bahwa hasil yang akan diperoleh dari pekerjaannya tersebut akan
menghasilkan hasil yang efektif dan efisien, khususnya dalam hal produksi
kebutuhan pasar. Contohnya, seseorang bekerja sesuai dengan etika bisnis atau
aturan yang berlaku dalam sebuah perusahaan akan menghasilkan tingkat produksi
pasar yang baik / banyak dengan cara yang efektif dan efisien.
3. Meningkatkan Standar Nasional Kehidupan yang
Bahagia dan Makmur.
Fungsi yang ketiga ini juga mempunyai kaitan dengan fungsi yang
pertama maupun yang kedua. Apabila sebuah perusahaan sudah berhasil untuk
meningkatkan efekftifitas dan efisiensi dalam produksi pasar maka hal tersebut
sudah bisa kita nilai bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang bagus,
kinerja perusahaan yang bagus dapat meningkatkan taraf atau standar
nasional kehidupan bangsa yang bahagia yang makmur, karena seperti yang kita
ketahui bahwa sebuah negara maju dinilai dari tingkat pertumbuhan ekonomi, dan
tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dilihat pada jumlah perusahaan atau
badan usaha yang mempunyai kinerja yang baik. Oleh karena itu, kita sebagai
generasi bangsa harus selalu menerapkan etika yang baik sesuai dengan kaidah
dan ketentuan oleh masing-masing perusahaan agar perusahaan dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam pasar sehingga dapat meningkat pula
standar nasional kehidupan bangsa yang bahagia dan makmur.
Fungsi Perusahaan
Berdirinya perusahaan akan menimbulkan kegiatan yang akan
dilakukan perusahaan untuk menunjang keberhasilan operasional. Adapun fungsi
perusahaan atau lebih umum disebut manajemen perusahaan dibagi menjadi 5,
yaitu:
1. Fungsi Personalia
Pengertian Personalia
Organisasi merupakan wahana untuk mencapai tujuan. Agar supaya
pencapaian tujuan ini dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan fungsi-fungsi.
Pengertian fungsi adalah tugas-tugas yang dapat dengan segera dibedakan dengan
tugas-tugas yang lain. Sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut, diperlukan
personalia-personalia yang diberi wewenang, tanggung jawab dan
pertanggungjawaban. Istilah personalia, personel atau kepegawaiaan mengandung
arti keseluruhan orang-orang yang berkerja pada suatu organisasi. Dengan
demikian manajemen personalia adalah manajemen yang menitikberatkan
perhatiannya kepada soal-soal pegawai atau personalia di dalam suatu
organisasi. Untuk lebih lengkapnya manajemen personalia itu dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Manajemen Personalia adalah seni dan ilmu memeperoleh,
memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan
organisasi dapat direalisir secara berdaya guna dan berhasil dan adanya
kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
Jenis- jenis Personalia
1) Tenaga Eksekutif adalah yang mempunyai dua tugas pokok ialah
mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen :
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan , mengkoordinir dan mengawasi.
2) Tenaga Operatif adalah merupakan tenaga terampil, yang
menguasai bidang pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya
dapat dilaksanakan dengan baik.
2.
Fungsi
Pemasaran
Pengertian Pemasaran
Pemasaran (marketing) adalah suatu aktifitas untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan yang ada melalui penciptaan proses pertukaran yang
saling menguntungkan. Aktifitas pemasaran tersebut antara lain : perencanaan
produk, kebijakan harga, melakukan promosi, distribusi, penjualan, pelayananan,
membuat strategi pemasaran, riset pemasaran, system informasi pemasaran dan
lain-lain yang terkait dengan pemasaran. Difinisi lain dari pemasaran
adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untukmerencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Fungsi Pokok Pemasaran
§ Penjualan
merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk menutup ongkos-ongkos
dengan harapan bisa mendapat laba.
§ Pembelian
bertujuan memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual atau
untuk digunakan dalam perusahaan dengan harga, pelayanan dari penjualan dan
kualitas produk tertentu.
§ Pengangkutan
merupakan fungsi pemindahan barang-barang dari tempat barang
dihasilkan ke tempat barang dikonsumsikan.
§ Penyimpanan
merupakan fungsi menyimpan barang-barang pada saat barang selesai
diproduksi sampai pada saat barang dikonsumsikan.
§ Pembelanjaan
adalah fungsi mendapatkan modal dari sumber ekstern guna
menyelenggarakan kegiatan pemasaran.
§ Penanggungan resiko
adalah fungsi menghindari dan mengurangi resiko yang berkaitan
dengan pemasaran barang.
§ Standarisasi dan Grading
Standarisasi adalan penentuan batas-batas dasar dalam bentuk
spesifikasi barang-barang hasil manufaktur
§ Pengumpulan Informasi Pasar
adalah pengumpulan dan penafsiran keterang-ket erangan tentang
macam barang yang beredar di pasar, jumlahnya, macam barang yang dibutuhkan
konsumen, harganya dan lain-lain.
Tujuan Pemasaran
§ Memaksimumkan Konsumsi
Anggapan dasar dan tujuan memaksimumkan konsumsi mi adalah bahwa
semakin banyak konsumen membeli dan memakai suatu produk akan lebih baik karena
konsumsi yang maksimum pada akhirnya akan menciptakan produksi, kesempatan
kerja, dan kesejahteraan masyarakat secara umum.
§ Memaksimumkan Kepuasan Konsumen
Kepuasan adalah tingkat proses seseorang setelah membandingkan
kinerja (hasil) yang dia rasakan dengan harapannya. Pada umumnya kalau kinerja/
hasil dibawah harapan konsumen akan kecewa atau merasa tidak puas. Kalau
kinerja/hasil sama dengan apa yang diharapkannya konsumen puas, dan kalau di
atas harapannya maka konsumen akan merasa sangat puas.
§ Memaksimumkan Pilihan
Sistem pemasaran juga dipercaya akan menyebabkan timbulnya
beranekaragam produk, baik itu produk dan satu produsen, maupun produk dan para
pesaing. Dengan adanya beraneka ragam produk maka konsumen atau pembeli
memiliki kekuatan adu tawar (bargaining power) yang lebih tinggi. Konsumen
berhak memilih produk mana yang ia sukai sesuai dengan keinginan dan daya beli
masing-masing.
§ Memaksimumkan Kualitas Hidup
Tujuan pemasaran yang meningkatkan kualitas hidup merupakan tujuan
yang bernilai bagi sistem pemasaran. Dengan adanya sistem pemasaran, kualitas,
persediaan, dan harga barang akan lebih berkembang yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan atau kualitas hidup masyarakat.
3.
Fungsi
Produksi
Pengertian Produksi
Produksi adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi
yang tersedia. Proses produksi Yaitu cara, metode atau teknik untuk menciptakan
atau menambah kegunaan suatu barang/jasa dengan menggunakan factor-faktor
produksi yang ada.
1.
Proses Produksi
Menurut sifat Proses
Produksi, pengolahan produk dapat dibedakan atas :
§ Proses ekstratif
Disini produksi mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Proses
ini terdapat dalam industri produksi dasar.
§ Proses Fabrikasi (Proses Pengubahan)
Yaitu suatu proses pengolahan bahan mentah menjadi barang
jadi dalam bentuk yang lain.
§ Proses Analitik
Proses ini memisahkan suatu bahan menjadi beberapa macam bahan
yang mirip dengan bentuk aslinya.
§ Proses Sintetik
Adalah suatu proses pengkombinasian beberapa bahan kedalam satu
bentuk produk dan produk akhir akan sangat berbeda dengan bentuk aslinya karena
ada perubahan fisik atau kimia.
§ Proses Perakitan
Poses yg dilakukan dengan cara menggabungkan komponen-komponen
sehingga menjadi produk akhir dan produk akhir tersebut terdiri dari komponen
yang saling berhubungan.
Jenis-jenis Proses Produksi
1)
Proses Produksi terus-menerus ( Continuous Process )
Jenis proses ini
biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah yang besar.
2)
Proses Produksi terputus-putus
Jenis proses ini
biasanya digunakan untuk melayani pesanan yang bisa berbeda-beda dalam hal
jumlah kualitas, disain maupun harganya. Contoh : Perusahaan percetakan,
Perusahaan mebel.
5.
Fungsi
Ekonomi
Pengertian Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas, dengan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas. Sedangkan perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang
mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi
masyarakat dengan tujuan untuk meperoleh keuntungan dan agar dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Jadi didalam setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan
itu sudah merupakan kegiatan ekonomi, seperti melakukan produksi, distribusi,
dan konsumsi. Dengan demikian fungsi ekonomi perusahaan meliputi kegiatan
kegiatan yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu :
1)
Melakukan kegiatan produksi
2)
Melakukan kegiatan konsumsi
3)
Melakukan kegiatan distribusi atau pemasaran (marketing).
Ekonomi perusahaan secara umum bisa di definisikan sebagai upaya
organisasi produksi yang digunakan cara atau tindakan untuk mengkoordinir
segala sumber ekonomi yang ada guna pemenuhan kebutuhan. Tindakan yang diambil
dilakukan dan ditempuh untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya.
Tugas pokok ekonomi perusahaan
Ekonomi perusahaan memiliki tugas utama menjelaskan bagaimana
ekonomi yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Tugas ini seperti, menganalisa,
memonitoring, menyelidiki, dan berbagi tugas lain terkait keberlangsungan
perusahaan.
Ekonomi perusahaan wajib menjelaskan segala gambaran bagaimana
perusahaan berjalan. Bias dikatakan, ekonomi perusahaan jadi pemegang
bagi pemegang perusahaan, sebagai pedoman dan kendali penting dalam memimpin
jalannya perusahaan yang di inginkan.
Ruang lingkup ekonomi perusahaan
Berdarkan jenis lapangan usaha, ekonomi perusahaan membedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu industri primer, industri sekunder, dan industri
tersier. Industri primer mengelola kekayaan yang bersumber dari alam. Misalnya
industri perikanan, pertanian, pertambangan, dan lain-lain. Industri sekunder
adalah industri yang menghasilkan barang atau barang jadi atau setengah jadi.
Seperti industri motor, pakaian, dan mobil. Sedangkan industri tersier adalah
industri yang menghasilkan jasa, misalnya penyewaan, pemberian pinjaman daln
lain-lain.
Referensi
http://dianaapplicationtask.blogspot.com/2016/11/fungsi-perusahaan.html
https://pengantarmanajemen2013.files.wordpress.com/2013/10/bahan-kuliah-4.pdf
http://cyntiamanajemen-umg.blogspot.com/2013/12/konsep-dasar-etika-manajemen.html
http://auliayoel.blogspot.co.id/2011/12/etika-manajerial-dan-tanggung-jawab.html
http://ayuraimanagement.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar